Selasa, 23 Februari 2010

Kabel Listrik Bawah Laut Putus, Bali Padam Total

Rabu, 16 September 2009 22:45 WIB

Denpasar, (tvOne)

Kabel bawah laut yang mengalirkan listrik dari Pulau jawa mengalami gangguan sehingga Bali mengalami pemadaman total sejak pukul 19.00 WITA. "Kami sedang menelaah segala upaya yang dapat dilakukan agar kondisi ini segera pulih," kata GM PLN Bali Arifudin. Dia menjelaskan, pembangkit yang beroperasi di Bali tidak mampu memikul beban akibat putusnya pasokan dari Jawa.

Upaya pemulihan yang dapat dilakukan antara lain menghidupkan kembali tiga pembangkit yang lepas dari sistem yakni pembangkit Gilimanuk, Pemaron, dan Pesanggaran. namun untuk itu diperlukan waktu yang belum dapat diperkirakan sampai kapan. "Kami mohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang terpaksa dialami masyarakat. Namun kami akan berupaya maksimal mengatasi masalah ini," kata Arifudin.

Ilmuwan Hasilkan Listrik dari Pohon

Kamis, 17 September 2009 13:55 WIB

Beijing, (tvOne)

Para peneliti telah menemukan satu cara untuk memperoleh listrik yang dihasilkan oleh pohon, demikian laporan media pekan ini. Anak-anak di seluruh dunia yang pernah melakukan percobaan baterei lemon atau kentang mengetahui bahwa arus listrik dapat dihasilkan dengan menciptakan reaksi antara makanan itu dan dua logam yang berbeda.

Namun, para peneliti di Massachusetts Institute of Technology telah menemukan satu cara lain untuk menuai listrik dari pohon. Mereka menggunakan logam yang sama untuk kedua elektroda yang secara khusus disusun agar tidak membuat rancu dampaknya dengan dampak kentang.

Meskipun terbukti bahwa pohon dapat menjadi sumber listrik adalah langkah penting, satu pertanyaan tetap ada: Dapatkah voltase yang kecil dan dihasilkan oleh satu pohon digunakan buat sesuatu yang bermanfaat?

Setelah menghabiskan musim panas untuk memeriksa pepohonan, para peneliti itu menemukan bahwa pohon kayu berdaun lebar menghasilkan voltase yang tetap sampai beberapa ratus milivolt. Dengan menambahkan satu alat yang disebut pengubah pendorong voltase, tim penelitian tersebut dengan susah-payah berhasil memperoleh voltase yang dapat digunakan sebesar 1,1 voltase, cukup untuk menjalankan sensor bertenaga rendah.

Seorang anggota tim mengakui bahwa "tenaga listrik pohon" tidak sepraktis energi Matahari, tapi dia percaya sistem tersebut dapat dipertimbangkan sebagai pilihan murah untuk menghasilkan tenaga listrik buat sensor pohon yang membantu mendeteksi kondisi lingkungan hidup atau kebakaran hutan.

Dengan menggunakan keluaran elektronik untuk menjaga kesehatan pohon adalah kemungkinan lain. Studi itu direncakan disiarkan di dalam jurnal "Transactions on Nanotechnology, Institute of Electrical and Electronics Enggineers". (Ant)

Kabar IPtek

_________________


Delapan Ratus Ilmuwan Indonesia Bekerja di Luar Negeri

Rabu, 24 Februari 2010 10:56 WIB

Bogor, (tvOne)

Lebih kurang 400 ilmuwan Indonesia bekerja di berbagai institusi penelitian bergengsi di luar negeri, bahkan banyak diantaranya menduduki posisi penting.

"Dari lebih kurang 800 ilmuwan Indonesia di luar negeri, 400 diantaranya bekerja di lembaga riset dan penelitian yang cukup bergengsi, bahkan banyak juga yang menduduki posisi penting," kata Wakil Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) Dr Arif Satria di Bogor, Rabu.

Para ilmuwan tersebut, katanya, adalah aset bangsa yang harus bisa dimanfaatkan untuk kepentingan negara.

Keberadaan mereka di lembaga penelitian asing, katanya, bisa dimanfaatkan untuk membuka akses bagi ilmuwan di Indonesia untuk belajar atau melakukan riset di institusi tersebut.

Bahkan, mereka juga bisa membagi informasi dengan rekan-rekan mereka di Tanah Air mengenai kemajuan penelitian di suatu negara, kata Arif yang juga menjabat sebagai Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Mereka bukan pengkhianat bangsa. Tetapi pemerintah hendaknya bisa memanfaatkan mereka untuk membuka akses bagi ilmuwan lain di Indonesia untuk sekolah ataupun mengadakan riset di luar negeri," katanya.

Ia mengakui bahwa para ilmuwan tersebut memilih berkarya di luar negeri karena pertimbangan karir yang lebih bagus dan lebih dihargai. "Secara finansial lebih terjamin bagi mereka bekerja di luar negeri," tambahnya.

Untuk menjalin kolaborasi antara ilmuwan di Indonesia dan di luar negeri, pada Juli 2009 dibentuk Lembaga Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) untuk merangkul ilmuwan bangsa yang berada di seluruh penjuru dunia.

Basisnya ada di Jakarta, namun kebanyakan pengurusnya ada di luar negeri, bahkan ketua lembaga ada di Singapura, katanya.

Terkait banyaknya ilmuwan yang bekerja di luar negeri, lembaga baru ini hanya bisa melakukan mediasi antarilmuwan sehingga mereka bisa saling membagi informasi, katanya.

"Kami tengah membuat `database` mengenai ilmuwan-ilmuwan yang ada di berbagai negara, sehingga pada saatnya nanti jika dibutuhkan kita bisa memanfaatkan jasa mereka," katanya. (Ant)

Presiden SBY Buka Pertemuan GC-UNEP di Bali

Rabu, 24 Februari 2010 08:36 WIB

Susilo Bambang Yudhoyono
Denpasar, (tvOne)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Bandara Ngurah Rai Bali Rabu pagi untuk membuka pertemuan ke-11 Special Session of The UNEP Governing Council/Global Ministerial Environment Forum (GC-UNEP) yang diselenggarakan 24-26 Februari .

Presiden akan membuka acara yang berlangsung Bali International Conference Centra (BICC) dan diikuti oleh para menteri, wakil menteri lingkungan hidup negara-negara anggota PBB yang berjumlah 192 negara.

Presiden tiba di Ngurah Rai pukul 09.00 Wita didampingi Mensesneg Sudi Silalahi dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Kedatangan Presiden disambut oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan muspida setempat.

Selain membuka konferensi, Kepala Negara juga dijadwalkan bertemu dengan para menteri, wakil menteri dan ketua delegasi peserta konferensi di Hotel Westin.

Usai makan siang, pukul 14.30 WITA Presiden direncanakan kembali ke Jakarta dan di jadwalkan tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada pukul 15.15 WIB.

Semula Presiden akan bertolak menuju Bali pada Selasa (23/2) namun karena pada Senin (22/2) Ibunda Presiden harus menjalani tindakan medis maka Kepala Negara baru bertolak menuju Bali pada Rabu (24/2).

Presiden juga mengubah jadwal kunjungan kerja di Bali yang semula direncanakan menginap satu hari sejak Selasa (23/2) hingga Rabu (24/2) menjadi kunjungan kerja sehari.